Rabu, 04 September 2013

Rasa Itu



Sendiku linu
Badanku haus setuhan  air
Walau bermandi keringat
Yang menciptakan bau apek
Aku tak ingin mendengar      
bukan karena aku sok pintar
hanya merasa bosan
bosan...
tak hanya aku..
mata yang mengitariku juga demikian
turun kau
sudahi pidatomu
hanya membuat muak
lambung ingin muncratkan
apa yang ku masukan tadi
ah...
bosan
bosan
aku bosan..
“astaghfirullah”
Ampuni hamba ya Allah

Masjid, “bersama salah satu ust.1705011

Indah Pada Saatnya



Kini malam terasa panjang
Membalut badan bau kecut
Lewat dingin berbaju kabut
Kedip mata tampak lelah sangat
Ingin tertutup...
Namun hati tak terima
Hati rindu hari esok
Tapi tak ingin menjumpainya
Ia hanya ingin mengintip lewat celah kelam
Namun rasio menyangkal
‘Aku ingin tidur”
Katanya tegas.
Hati ingin menangis di bentaknya
ia menganggap rasio tak peduli...
masa bodoh dengannya
betapa tinggi cita sang hati
hingga kadang ketika terjatuh rasio tak mampu menghiburnya
padahal rasio sangat peduli padanya
bahkan ia ingin membenarkan apa yang salah
dengan pelukan hangatnya
tapi hati kadang tak sepemikiran
harus butuh waktu yang panjang jika harus
menyatukan dua mahkluk itu
tapi jika saling melengkapi
rasio menyakinkan
dan hatipun terima
“semua akan berakhir indah pada saatnya”

 Jadwal Malam pengumuman tes depag, “mendebarkan”1305011

Laga Aneh



Senja menyambut hangat
Memeluk erat angin disekitarnya
Awan kelabu ikut menghiburnya
Mentari tebarkan pesonanya
Melahirkan keindahan tak bertepi
Lewat perkawinan alam sore hari
         Burung-burung mungil
Bertebaran, bernyanyi lagu ceria
Pohon rindang menari untuknya
Seirama dengan nada sang angin
Mereka...
Yang mengiringi...
Menyaksikan...
Bersama suara gaduh di pinggiran
Manusia yang memupuk kebersamaan
Lewat laga yang aneh
Satu benda bulat...
Di perebutkan
Kaki-kaki kekar mereka
Untuk nilai kemenangan
Untuk menciptakan sebuah kepuasan


“teman2 aku mendukung kalian”sepak bola dengan ust2,1205011

Tertawa



Tiba-tiba aku tertawa
Teman-teman menatapku tajam
Melihatku aneh...
Seolah beban tanya di pundak
Seketika ku loncatkan tubuhku
Ku pekikkan kalimat,
“akhirnya ujian berujung juga”
Mereka melihatku aneh
Tapi tersimpan sesuatu...
Senyum indah pada raut muka
Dan ternyata......
Mereka ikut tertawa juga


1105011

Terbayar Lunas



Nyiurnya para daun pagi ini
Bercakap riang  pada sang angin
Menjelmanya melambai
Menari penuh makna dan arti
Di penghujung musim ini
Bertanda dingin yang merayap
Menusuk tulang,
Kala subuh bangun dari gelapnya malam
Mentari jelajah dalam pertengahan pagi dan siang
Tertawa  kecil padaku...
Menghina ataukah kagum
Aku tak mengerti.
 Melihat gontai langkahku, mungkin.
Menyusuri aspal yang panas
Meyusuri jalan yang penuh liku
Namun niat yang membulat
Tak mampu terlelapkan
Kokoh dalam anggannya
Terus...
Melangkah gerimis
Mengabaikan nyanyian lambung
Mengabaikan cucuran keringat kala terik
Namun puas...
Saat uluran senyum tercipta
Kala berhaburan peluk bertebar
Kala tanya menodongku penuh cinta
Terbayar lunas
Dan tuntas sudah


“bapak/ibu hijrahku, aku kangen kalian”,1009011