Semalam aku mengeja tentang arti sebuah hidup
Lama aku lupa, karena membatu dalam pelukan realita
Dan itu bukan aku.
Angin memaksa agar air menjadi minyak
Namun tak mungkin.
Air tetaplah air.
Kokoh dengan prinsip.
Tapi waktu yang lalu, air tergoda rayuang sang angin
Hingga sekarang ia lupa siapa dia sesungguhnya
Teramat sedih mengingatnya.
Air, kau harus menjadi minyak.
Angin terus berhembus dan berbisik dengan kata itu.
Air ingin menolak tapi, ia kalah dengan realita.
Hingga ia tunduk, bahkan mengabdi pada angin
Dan kini ia sadar bahwa ia tak mungkin jadi minyak
karena dia air.
Air tetaplah air.
Air itu lembut namun kokoh.
Air sering terabaikan tapi ia punya kekuatan besar.
Air mulai paham dengan hal itu
Air susun kembali tangga yang berserakan itu
Tangga itu sudah dirusak oleh terpaan angin
Tapi air tetap teguh, kembali pada prinsipnya
Walau tertatih ia kembali, ia yakin bahwa ia akan
menemukan jati dirinya.
Pada esok ia akan berteriak bahwa ia bisa meraih
asa-asanya
Pada senja ia akan bernyanyi bahwa ia bisa meraih
mimpinya.
Go back.260113
Tidak ada komentar:
Posting Komentar