Merah
muncrat dari sayap mungilku
Ketika
kau robek dengan nafsu siletmu
Aku
terpulas di tangan iblis
Tanggan
maut yang lalu menyatu
Remang suasana berubah
Bagai kilat menampar bumi
Tatapmu padaku...
Terlihat
tajam..
Ku
bagai pendosa yang melukaimu
Angan
jendelaku kau lantahkan
Kau
tertawa dengan hinamu
Saat
ku terkulai rapuh nganga luka
Aku
senyap
Kemudian
hampa
Kaku
nyawaku raib
Sejarahku
berakhir
Pada
dongeng yang tak layak terceritakan
Untuk
alam yang terbungkam
0605010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar